Jumat, 26 Agustus 2011

Mengenal Inflasi

Secara sederhana, inflasi berarti Anda harus membayar lebih mahal untuk barang yang hendak Anda beli. Misalkan inflasi bahan bakar premium adalah 33,33 persen, maka harga yang harus Anda bayar untuk setiap liter premium meningkat, dari harga lama Rp. 4.500,- menjadi Rp. 6.000,-.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi memang selalu terjadi. Kenaikan harga barang lebih baik daripada penurunan harga barang, karena akan memicu produsen untuk menghasilkan lebih banyak barang. Yang harus dikendalikan adalah berapa besar nilai inflasinya, agar jangan sampai mengganggu daya beli masyarakat.

Bersiaplah Menghadapi Inflasi

Inflasi berpengaruh terhadap semua barang yang Anda butuhkan: makanan, pakaian, perumahan, air, listrik, gas, kesehatan, pendidikan, rekreasi, transportasi dan lain-lain. Oleh karena itu Anda harus mempersiapkan diri Anda terhadap inflasi.

Bagaimana caranya? Misalkan Anda hendak menyiapkan dana pendidikan untuk anak Anda yang hendak duduk di bangku kuliah dalam waktu 3 tahun mendatang. Misalkan biaya masuk kuliah pada tahun ini adalah Rp. 30.000.000,-, maka Anda dapat memperkirakan bahwa dalam waktu 3 tahun mendatang biaya masuk kuliah akan meningkat menjadi Rp. 39.930.000,- (asumsi inflasi 10% per tahun).

Dengan perkiraan biaya masuk kuliah di masa mendatang, maka jumlah uang yang harus Anda siapkan adalah Rp. 39.930.000,-. Bila Anda tidak memperkirakan inflasi dan hanya menyiapkan Rp. 30.000.000,-, maka Anda akan kekurangan 9,93 juta pada saat hendak membayar biaya masuk kuliah anak Anda.

Nilai Tabungan Anda Digerogoti oleh Inflasi

Anda juga perlu mengingat bahwa setiap sen yang Anda simpan, daya belinya selalu digerogoti oleh inflasi. Misalkan saja Anda menyimpan Rp. 1.000.000,- sekarang. Kita ambil contoh harga nasi goreng sekarang adalah Rp. 10.000,-. Artinya dengan seluruh tabungan Anda, pada saat ini Anda dapat membeli nasi goreng sebanyak 100 piring.

Dalam waktu 3 tahun mendatang harga nasi goreng sudah naik menjadi Rp. 13.000,- karena inflasi. Asumsi tabungan Anda tidak dipotong oleh biaya administrasi dan tidak mendapatkan bunga, maka dengan total nilai tabungan Rp. 1.000.000,- Anda hanya dapat membeli nasi goreng sebanyak 77 piring. Terjadi penurunan daya beli tabungan Anda sebanyak 23 piring nasi goreng. Hal ini adalah akibat dari inflasi.

Oleh karena itu, bila Anda ingin menabung untuk jangka waktu panjang maka lebih baik Anda membeli produk investasi yang hasilnya lebih tinggi dari inflasi. Misalnya adalah reksadana pendapatan tetap atau reksadana saham.

Sekian artikel dalam kesempatan ini. Apabila Anda ingin mendapatkan nilai inflasi yang paling up-to-date, Anda dapat mengaksesnya di situs Biro Pusat Statistik (BPS) pada setiap awal bulan. Situs BPS dapat diakses di:
http://www.bps.go.id

Mengenal Inflasi

Secara sederhana, inflasi berarti Anda harus membayar lebih mahal untuk barang yang hendak Anda beli. Misalkan inflasi bahan bakar premium adalah 33,33 persen, maka harga yang harus Anda bayar untuk setiap liter premium meningkat, dari harga lama Rp. 4.500,- menjadi Rp. 6.000,-.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi memang selalu terjadi. Kenaikan harga barang lebih baik daripada penurunan harga barang, karena akan memicu produsen untuk menghasilkan lebih banyak barang. Yang harus dikendalikan adalah berapa besar nilai inflasinya, agar jangan sampai mengganggu daya beli masyarakat.

Bersiaplah Menghadapi Inflasi

Inflasi berpengaruh terhadap semua barang yang Anda butuhkan: makanan, pakaian, perumahan, air, listrik, gas, kesehatan, pendidikan, rekreasi, transportasi dan lain-lain. Oleh karena itu Anda harus mempersiapkan diri Anda terhadap inflasi.

Bagaimana caranya? Misalkan Anda hendak menyiapkan dana pendidikan untuk anak Anda yang hendak duduk di bangku kuliah dalam waktu 3 tahun mendatang. Misalkan biaya masuk kuliah pada tahun ini adalah Rp. 30.000.000,-, maka Anda dapat memperkirakan bahwa dalam waktu 3 tahun mendatang biaya masuk kuliah akan meningkat menjadi Rp. 39.930.000,- (asumsi inflasi 10% per tahun).

Dengan perkiraan biaya masuk kuliah di masa mendatang, maka jumlah uang yang harus Anda siapkan adalah Rp. 39.930.000,-. Bila Anda tidak memperkirakan inflasi dan hanya menyiapkan Rp. 30.000.000,-, maka Anda akan kekurangan 9,93 juta pada saat hendak membayar biaya masuk kuliah anak Anda.

Nilai Tabungan Anda Digerogoti oleh Inflasi

Anda juga perlu mengingat bahwa setiap sen yang Anda simpan, daya belinya selalu digerogoti oleh inflasi. Misalkan saja Anda menyimpan Rp. 1.000.000,- sekarang. Kita ambil contoh harga nasi goreng sekarang adalah Rp. 10.000,-. Artinya dengan seluruh tabungan Anda, pada saat ini Anda dapat membeli nasi goreng sebanyak 100 piring.

Dalam waktu 3 tahun mendatang harga nasi goreng sudah naik menjadi Rp. 13.000,- karena inflasi. Asumsi tabungan Anda tidak dipotong oleh biaya administrasi dan tidak mendapatkan bunga, maka dengan total nilai tabungan Rp. 1.000.000,- Anda hanya dapat membeli nasi goreng sebanyak 77 piring. Terjadi penurunan daya beli tabungan Anda sebanyak 23 piring nasi goreng. Hal ini adalah akibat dari inflasi.

Oleh karena itu, bila Anda ingin menabung untuk jangka waktu panjang maka lebih baik Anda membeli produk investasi yang hasilnya lebih tinggi dari inflasi. Misalnya adalah reksadana pendapatan tetap atau reksadana saham.

Sekian artikel dalam kesempatan ini. Apabila Anda ingin mendapatkan nilai inflasi yang paling up-to-date, Anda dapat mengaksesnya di situs Biro Pusat Statistik (BPS) pada setiap awal bulan. Situs BPS dapat diakses di:
http://www.bps.go.id

Keuangan dan Kesehatan

Halo Pembaca, bagaimana kabar Anda? Semoga Anda dalam kondisi yang sehat sehingga dapat melakukan segala aktivitas Anda pada hari ini.

Topik yang hendak dibahas pada kesempatan ini adalah hubungan antara kesehatan dan keuangan. Mungkin Anda pernah mendengar pepatah mengatakan bahwa 'Kesehatan adalah harta yang paling berharga'. Pepatah ini BENAR sekali. Karena kita dapat melakukan segala kegiatan kita sehari-hari, mencari nafkah dan mengelola keuangan, semuanya disebabkan karena kita diberkahi badan yang sehat.

Tanpa adanya kesehatan, kita tidak dapat masuk ke kantor untuk bekerja. Bila kita sakit terus-menerus, atasan kita akan menjadi marah, atau bahkan mungkin memberhentikan kita dari pekerjaan sekarang. Akibatnya kita bisa kehilangan sumber pendapatan kita.

Biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengobati penyakit juga tidak murah. Biaya dokter, biaya obat, apalagi bila penyakitnya tergolong parah sehingga mesti menginap ke rumah sakit. Semua biaya-biaya ini akan menggerogoti keuangan kita. Tidak sedikit orang yang menjadi miskin karena jatuh sakit. Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada kita.

Oleh karena itu kita mesti mensyukuri karena kita telah diberkahi dengan tubuh yang sehat. Dan kita mesti menjaga tubuh kita agar tetap selalu sehat, karena kesehatan tubuh kita sangat penting bagi keuangan kita. Berikut adalah tips-tips untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.

Berolah raga 3 kali seminggu.

Olahraga seperti jalan kaki, jogging, bersepeda ataupun aerobik sangatlah baik untuk kesehatan tubuh kita. Berolahragalah setidaknya tiga kali seminggu, dalam waktu setidaknya 30 menit per sesi. Dengan berolah raga secara teratur, kita dapat menurunkan berat badan, meningkatkan kekuatan, energi dan vitalitas; dan meredakan tekanan stres yang sedang kita alami.

Minum suplemen multivitamin.

Untuk jaman sekarang, makanan sehari-hari saja masih tidak cukup untuk kebutuhan gizi dalam tubuh kita. Kita masih perlu menambahkan suplemen multivitamin untuk melengkapi gizi dan meningkatkan daya tahan tubuh kita. Untungnya sekarang suplemen multivitamin sudah tersedia banyak, sehingga bisa kita dapatkan dengan mudah di apotik ataupun toserba terdekat.

Jangan menumpuk stres, dan beristirahat yang cukup

Hidup kita semakin hari semakin susah. Apalagi bagi yang hidup di kota besar. Jalan raya yang semakin macet, jumlah pekerjaan yang semakin banyak, atasan yang suka marah, dan lain-lain akan menambah stres kehidupan kita. Hadapilah semuanya dengan tenang. Secara rutin lakukan relaksasi atau jalan-jalan ke taman untuk menghirup udara segar. Beristirahat yang cukup (tidur 8 jam per hari) dapat membantu mengembalikan stamina tubuh Anda untuk hari selanjutnya.

Hindari rokok.

Kebiasaan merokok sangat menggerogoti keuangan kita. Setiap hari perokok harus merongok koceknya untuk membayar setiap batang rokoknya. Padahal dengan kebiasaan merokoknya, perokok memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena penyakit jantung, kanker ataupun gangguan pernapasan yang tentunya memerlukan biaya yang cukup besar untuk pengobatannya.

Pilihan makanan sehat

Hindari junk food yang biasanya ditawarkan oleh fast food restaurant. Hindari pula makanan yang terlalu banyak mengandung minyak goreng, karena lemak jenuh yang dikandungnya bisa menyebabkan kita menjadi gemuk dan menyumbat saluran darah kita. Lebih baik kita mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar.

Sekian tips pada kesempatan ini. Ingatlah bahwa kesehatan tubuh kita adalah asset kita yang paling berharga. Dengan berinvestasi pada kesehatan tubuh kita, berarti kita juga menjaga keuangan kita agar tetap sehat. Jangan menunggu hingga besok hari, segeralah lakukan tindakan-tindakan untuk merawat kesehatan tubuh Anda, dimulai dari hari ini j

Keuangan dan Kesehatan

Halo Pembaca, bagaimana kabar Anda? Semoga Anda dalam kondisi yang sehat sehingga dapat melakukan segala aktivitas Anda pada hari ini.

Topik yang hendak dibahas pada kesempatan ini adalah hubungan antara kesehatan dan keuangan. Mungkin Anda pernah mendengar pepatah mengatakan bahwa 'Kesehatan adalah harta yang paling berharga'. Pepatah ini BENAR sekali. Karena kita dapat melakukan segala kegiatan kita sehari-hari, mencari nafkah dan mengelola keuangan, semuanya disebabkan karena kita diberkahi badan yang sehat.

Tanpa adanya kesehatan, kita tidak dapat masuk ke kantor untuk bekerja. Bila kita sakit terus-menerus, atasan kita akan menjadi marah, atau bahkan mungkin memberhentikan kita dari pekerjaan sekarang. Akibatnya kita bisa kehilangan sumber pendapatan kita.

Biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengobati penyakit juga tidak murah. Biaya dokter, biaya obat, apalagi bila penyakitnya tergolong parah sehingga mesti menginap ke rumah sakit. Semua biaya-biaya ini akan menggerogoti keuangan kita. Tidak sedikit orang yang menjadi miskin karena jatuh sakit. Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi pada kita.

Oleh karena itu kita mesti mensyukuri karena kita telah diberkahi dengan tubuh yang sehat. Dan kita mesti menjaga tubuh kita agar tetap selalu sehat, karena kesehatan tubuh kita sangat penting bagi keuangan kita. Berikut adalah tips-tips untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.

Berolah raga 3 kali seminggu.

Olahraga seperti jalan kaki, jogging, bersepeda ataupun aerobik sangatlah baik untuk kesehatan tubuh kita. Berolahragalah setidaknya tiga kali seminggu, dalam waktu setidaknya 30 menit per sesi. Dengan berolah raga secara teratur, kita dapat menurunkan berat badan, meningkatkan kekuatan, energi dan vitalitas; dan meredakan tekanan stres yang sedang kita alami.

Minum suplemen multivitamin.

Untuk jaman sekarang, makanan sehari-hari saja masih tidak cukup untuk kebutuhan gizi dalam tubuh kita. Kita masih perlu menambahkan suplemen multivitamin untuk melengkapi gizi dan meningkatkan daya tahan tubuh kita. Untungnya sekarang suplemen multivitamin sudah tersedia banyak, sehingga bisa kita dapatkan dengan mudah di apotik ataupun toserba terdekat.

Jangan menumpuk stres, dan beristirahat yang cukup

Hidup kita semakin hari semakin susah. Apalagi bagi yang hidup di kota besar. Jalan raya yang semakin macet, jumlah pekerjaan yang semakin banyak, atasan yang suka marah, dan lain-lain akan menambah stres kehidupan kita. Hadapilah semuanya dengan tenang. Secara rutin lakukan relaksasi atau jalan-jalan ke taman untuk menghirup udara segar. Beristirahat yang cukup (tidur 8 jam per hari) dapat membantu mengembalikan stamina tubuh Anda untuk hari selanjutnya.

Hindari rokok.

Kebiasaan merokok sangat menggerogoti keuangan kita. Setiap hari perokok harus merongok koceknya untuk membayar setiap batang rokoknya. Padahal dengan kebiasaan merokoknya, perokok memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena penyakit jantung, kanker ataupun gangguan pernapasan yang tentunya memerlukan biaya yang cukup besar untuk pengobatannya.

Pilihan makanan sehat

Hindari junk food yang biasanya ditawarkan oleh fast food restaurant. Hindari pula makanan yang terlalu banyak mengandung minyak goreng, karena lemak jenuh yang dikandungnya bisa menyebabkan kita menjadi gemuk dan menyumbat saluran darah kita. Lebih baik kita mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar.

Sekian tips pada kesempatan ini. Ingatlah bahwa kesehatan tubuh kita adalah asset kita yang paling berharga. Dengan berinvestasi pada kesehatan tubuh kita, berarti kita juga menjaga keuangan kita agar tetap sehat. Jangan menunggu hingga besok hari, segeralah lakukan tindakan-tindakan untuk merawat kesehatan tubuh Anda, dimulai dari hari ini j

Perhitungan Optimis dan Pesimis dalam Anggaran Keuangan Pribadi Atau Keluarga

Dalam buku "Millionare Next Door", Danko dan Stanley telah menyatakan bahwa hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa orang kaya meluangkan waktunya untuk membuat dan memeriksa anggaran dua kali lebih banyak daripada orang biasa. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan anggaran keuangan untuk pribadi ataupun keluarga merupakan salah satu proses yang penting dalam mengelola keuangan kita.

Namun, karena dalam pembuatan anggaran kita mesti memperkirakan masa depan, terkadang kita tidak tahu pasti berapa pendapatan ataupun berapa pengeluaran untuk salah satu bidang. Terkadang kita hanya bisa memperkirakan dalam satu rentangan nilai. Misalkan saja kita tidak tahu harga pasti dari Paket Liburan yang hendak kita beli untuk liburan Desember nanti. Namun kita bisa memperkirakan bahwa harganya sekitar Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 per orang. Nah, dalam artikel kali ini, kita mempelajari mengenai cara untuk memasukan nilai-nilai seperti ini ke dalam anggaran kita.

Perhitungan Pesimis Digunakan Untuk Anggaran Pendapatan

Misalkan saja Bu Tini bekerja sebagai designer part time dari perusahaan baju. Bayarannya dihitung berdasarkan jumlah design yang diterima. Untuk setiap design, Bu Tini menerima sekitar Rp. 100.000,-. Setiap minggu Bu Tini membuat 10 design, dan biasanya perusahaannya menerima sekitar 30%-50% dari design Bu Tini.

Sekarang mari kita hitung perkiraan pendapatan Bu Tini per bulannya. Setiap minggu Bu Tini membuat 10 design, kita asumsikan dalam sebulan terdapat 4 minggu, jadi per bulan Bu Tini membuat 40 design. Perusahaan menerima sekitar 30% hingga 50% dari design Bu Tini, dengan kata lain jumlah design yang diterima adalah sekitar 12 hingga 20 design. Dengan dikalikan Rp. 100.000,-, maka kita mendapatkan bahwa perkiraan penghasilan bulanan Bu Tini adalah Rp. 1.200.000,- hingga Rp. 2.000.000,-.

Nah, dalam membuat anggaran untuk pendapatan seperti ini, Bu Tini harus mempergunakan perhitungan pesimis. Artinya? Dalam rentangan hasil perhitungan (Rp. 1.200.000,- hingga Rp. 2.000.000), Bu Tini mengambil angka yang paling KECIL untuk dimasukkan ke dalam anggarannya. Dalam hal ini, dalam anggaran Bu Tini tercantum bahwa pendapatan bulanannya adalah Rp. 1.200.000.

Mengapa kita mengambil angka yang paling kecil dalam anggaran pendapatan kita? Tujuannya adalah agar dalam merencanakan belanja, kita membuat rencana yang tidak membelanjakan lebih dari Rp. 1.200.000.

Bagaimana kalau ternyata pendapatan bulan ini adalah Rp. 2.000.000? Sementara kita hanya membuat rencana belanja Rp. 1.200.000? Nah, kalau ini sampai terjadi artinya Bu Tini memiliki uang lebih sebanyak Rp. 800.000. Uang ini bisa ditabung atau digunakan untuk keperluan lain.

Di sisi lain, apabila Bu Tini menuliskan pendapatan Rp. 2.000.000 pada anggarannya, dan membuat anggaran belanja sebesar Rp. 2.000.000,- juga. Bu Tini akan kelabakan apabila ternyata penghasilannya pada saat itu Rp. 1.200.000,-. Terjadi kekurangan uang sebesar Rp. 800.000,-. Dan kalau kekurangan ini terjadi pada pos pengeluaran yang penting, maka mau gak mau Bu Tini harus berhutang atau menjual assetnya untuk menutupi biaya tersebut.

Jadi dalam pembuatan anggaran pendapatan dan pengeluaran pribadi ataupun keluarga, kita perlu menyadari bahwa prinsipnya lebih baik terjadi kelebihan uang daripada kekurangan uang. Untuk mencegah agar tidak terjadi kekurangan uang, maka untuk memperkirakan pendapatan kita menggunakan perhitungan pesimis. Ambilah angka yang paling kecil.

Perhitungan Optimis Digunakan Untuk Anggaran Biaya

Biaya masuk Universitas X didasarkan pada nilai yang diperoleh calon mahasiswa pada saat ujian masuk. Untuk Grade A, biaya masuknya adalah Rp. 5.000.000, untuk Grade B, biaya masuknya adalah Rp. 7.000.000,-, untuk Grade C biaya masuknya adalah Rp. 9.000.000,- sementara untuk Grade D biaya masuknya adalah Rp. 11.000.000,-. Anak dari Pak Hasan akan memasuki Universitas X pada tahun mendatang. Berapakah jumlah uang yang harus disiapkan oleh Pak Hasan dengan asumsi tidak ada peningkatan biaya masuk Universitas X?

Nah, kebalikan dari anggaran pendapatan, untuk memperkirakan biaya kita harus mempergunakan perhitungan optimis. Ambilah nilai yang paling BESAR. Dalam kasus diatas, jawabannya sederhana. Pak Hasan harus menyediakan uang sebesar Rp. 11.000.000,- untuk uang masuk ke Universitas X.

Sekarang pertanyaannya, apabila Pak Hasan sudah menyediakan uang sebesar Rp. 11.000.000,-, dan ternyata anaknya lulus ujian masuk dengan grade A. Apa yang terjadi? Tidak ada masalah. Sang anak berhasil menghemat biaya masuk kuliah sebesar Rp. 6.000.000,-. Uang ini bisa dialokasikan untuk keperluan lainnya. Pak Hasan bisa saja membelikan hadiah sebagai reward kepintaran anaknya.

Di sisi lain, bagaimana jika Pak Hasan hanya menyediakan uang sebesar Rp. 5.000.000,- lalu ternyata anaknya hanya mendapat Grade D dalam ujian masuk Universitas X? Disini baru terjadi masalah. Uang Pak Hasan tidak cukup untuk membayar uang masuk universitas. Biasanya masalah seperti ini diselesaikan dengan cara berhutang, mejual asset, atau mencari universitas lain. Dalam kasus terburuk, sang anak tidak jadi kuliah. Tentunya kita semua tidak ingin hal ini sampai terjadi.

Kembali ke prinsip pembuatan anggaran tadi, lebih baik terjadi kelebihan uang daripada kekurangan uang. Dalam perhitungan biaya atau pengeluaran kita harus menggunakan cara optimis. Ambilah perkiraan biaya yang paling tinggi. Dengan cara seperti ini kita akan terhindar dari masalah keuangan.

Sekian artikel dari saya untuk kesempatan kali ini. Semoga dapat berguna untuk pengelolaan keuangan Anda.

Perhitungan Optimis dan Pesimis dalam Anggaran Keuangan Pribadi Atau Keluarga

Dalam buku "Millionare Next Door", Danko dan Stanley telah menyatakan bahwa hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa orang kaya meluangkan waktunya untuk membuat dan memeriksa anggaran dua kali lebih banyak daripada orang biasa. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan anggaran keuangan untuk pribadi ataupun keluarga merupakan salah satu proses yang penting dalam mengelola keuangan kita.

Namun, karena dalam pembuatan anggaran kita mesti memperkirakan masa depan, terkadang kita tidak tahu pasti berapa pendapatan ataupun berapa pengeluaran untuk salah satu bidang. Terkadang kita hanya bisa memperkirakan dalam satu rentangan nilai. Misalkan saja kita tidak tahu harga pasti dari Paket Liburan yang hendak kita beli untuk liburan Desember nanti. Namun kita bisa memperkirakan bahwa harganya sekitar Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 per orang. Nah, dalam artikel kali ini, kita mempelajari mengenai cara untuk memasukan nilai-nilai seperti ini ke dalam anggaran kita.

Perhitungan Pesimis Digunakan Untuk Anggaran Pendapatan

Misalkan saja Bu Tini bekerja sebagai designer part time dari perusahaan baju. Bayarannya dihitung berdasarkan jumlah design yang diterima. Untuk setiap design, Bu Tini menerima sekitar Rp. 100.000,-. Setiap minggu Bu Tini membuat 10 design, dan biasanya perusahaannya menerima sekitar 30%-50% dari design Bu Tini.

Sekarang mari kita hitung perkiraan pendapatan Bu Tini per bulannya. Setiap minggu Bu Tini membuat 10 design, kita asumsikan dalam sebulan terdapat 4 minggu, jadi per bulan Bu Tini membuat 40 design. Perusahaan menerima sekitar 30% hingga 50% dari design Bu Tini, dengan kata lain jumlah design yang diterima adalah sekitar 12 hingga 20 design. Dengan dikalikan Rp. 100.000,-, maka kita mendapatkan bahwa perkiraan penghasilan bulanan Bu Tini adalah Rp. 1.200.000,- hingga Rp. 2.000.000,-.

Nah, dalam membuat anggaran untuk pendapatan seperti ini, Bu Tini harus mempergunakan perhitungan pesimis. Artinya? Dalam rentangan hasil perhitungan (Rp. 1.200.000,- hingga Rp. 2.000.000), Bu Tini mengambil angka yang paling KECIL untuk dimasukkan ke dalam anggarannya. Dalam hal ini, dalam anggaran Bu Tini tercantum bahwa pendapatan bulanannya adalah Rp. 1.200.000.

Mengapa kita mengambil angka yang paling kecil dalam anggaran pendapatan kita? Tujuannya adalah agar dalam merencanakan belanja, kita membuat rencana yang tidak membelanjakan lebih dari Rp. 1.200.000.

Bagaimana kalau ternyata pendapatan bulan ini adalah Rp. 2.000.000? Sementara kita hanya membuat rencana belanja Rp. 1.200.000? Nah, kalau ini sampai terjadi artinya Bu Tini memiliki uang lebih sebanyak Rp. 800.000. Uang ini bisa ditabung atau digunakan untuk keperluan lain.

Di sisi lain, apabila Bu Tini menuliskan pendapatan Rp. 2.000.000 pada anggarannya, dan membuat anggaran belanja sebesar Rp. 2.000.000,- juga. Bu Tini akan kelabakan apabila ternyata penghasilannya pada saat itu Rp. 1.200.000,-. Terjadi kekurangan uang sebesar Rp. 800.000,-. Dan kalau kekurangan ini terjadi pada pos pengeluaran yang penting, maka mau gak mau Bu Tini harus berhutang atau menjual assetnya untuk menutupi biaya tersebut.

Jadi dalam pembuatan anggaran pendapatan dan pengeluaran pribadi ataupun keluarga, kita perlu menyadari bahwa prinsipnya lebih baik terjadi kelebihan uang daripada kekurangan uang. Untuk mencegah agar tidak terjadi kekurangan uang, maka untuk memperkirakan pendapatan kita menggunakan perhitungan pesimis. Ambilah angka yang paling kecil.

Perhitungan Optimis Digunakan Untuk Anggaran Biaya

Biaya masuk Universitas X didasarkan pada nilai yang diperoleh calon mahasiswa pada saat ujian masuk. Untuk Grade A, biaya masuknya adalah Rp. 5.000.000, untuk Grade B, biaya masuknya adalah Rp. 7.000.000,-, untuk Grade C biaya masuknya adalah Rp. 9.000.000,- sementara untuk Grade D biaya masuknya adalah Rp. 11.000.000,-. Anak dari Pak Hasan akan memasuki Universitas X pada tahun mendatang. Berapakah jumlah uang yang harus disiapkan oleh Pak Hasan dengan asumsi tidak ada peningkatan biaya masuk Universitas X?

Nah, kebalikan dari anggaran pendapatan, untuk memperkirakan biaya kita harus mempergunakan perhitungan optimis. Ambilah nilai yang paling BESAR. Dalam kasus diatas, jawabannya sederhana. Pak Hasan harus menyediakan uang sebesar Rp. 11.000.000,- untuk uang masuk ke Universitas X.

Sekarang pertanyaannya, apabila Pak Hasan sudah menyediakan uang sebesar Rp. 11.000.000,-, dan ternyata anaknya lulus ujian masuk dengan grade A. Apa yang terjadi? Tidak ada masalah. Sang anak berhasil menghemat biaya masuk kuliah sebesar Rp. 6.000.000,-. Uang ini bisa dialokasikan untuk keperluan lainnya. Pak Hasan bisa saja membelikan hadiah sebagai reward kepintaran anaknya.

Di sisi lain, bagaimana jika Pak Hasan hanya menyediakan uang sebesar Rp. 5.000.000,- lalu ternyata anaknya hanya mendapat Grade D dalam ujian masuk Universitas X? Disini baru terjadi masalah. Uang Pak Hasan tidak cukup untuk membayar uang masuk universitas. Biasanya masalah seperti ini diselesaikan dengan cara berhutang, mejual asset, atau mencari universitas lain. Dalam kasus terburuk, sang anak tidak jadi kuliah. Tentunya kita semua tidak ingin hal ini sampai terjadi.

Kembali ke prinsip pembuatan anggaran tadi, lebih baik terjadi kelebihan uang daripada kekurangan uang. Dalam perhitungan biaya atau pengeluaran kita harus menggunakan cara optimis. Ambilah perkiraan biaya yang paling tinggi. Dengan cara seperti ini kita akan terhindar dari masalah keuangan.

Sekian artikel dari saya untuk kesempatan kali ini. Semoga dapat berguna untuk pengelolaan keuangan Anda.

Mengenali Resiko Finansial Pada Keluarga

Sebutlah Andi adalah seorang kepala keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak. Andi adalah karyawan swasta dengan pendapatan 60 juta per tahun. Istri Andi mengurusi seluruh kebutuhan rumah tangga, sehingga tidak memiliki penghasilan. Sedangkan anaknya masih berumur 5 tahun.

Dari contoh ini kita dapat melihat bahwa keluarga Andi adalah keluarga dengan satu sumber penghasilan, yaitu Andi. Jumlah tanggungan Andi adalah dua orang, yaitu istri dan anaknya. Pada contoh ini, keluarga Andi memiliki resiko finansial yang tinggi karena Andi adalah satu-satunya sumber penghasilan keluarga. Misalkan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan menimpa Andi, sehingga Andi sudah tidak dapat bekerja lagi, maka keluarga akan kehilangan satu-satunya sumber penghasilan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga.

Perlu kita sadari bahwa walaupun sudah kehilangan sumber penghasilan, keluarga tetap harus membiayai kebutuhan hidupnya. Istri dan anak Andi tetap butuh makanan, pendidikan anak, dan lain-lain. Tanpa adanya penghasilan, biasanya biaya-biaya ini dibayar dengan cara menjual aset-aset yang ada. Dan pada saat keluarga sudah kehabisan aset, maka secara finansial keluarga menjadi bangkrut.

Antisipasi Resiko Finansial

Dalam contoh kasus diatas, untuk mengantisipasi resiko finansial pada keluarga Andi maka ada baiknya bila Andi membeli produk asuransi sehingga bila terjadi sesuatu yang menimpa Andi, maka perusahaan asuransi akan memberikan sejumlah Uang Pertanggungan(UP) kepada keluarga yang ditinggalkan (istri dan anaknya). UP inilah yang akan digunakan oleh keluarga Andi untuk membiayai kebutuhan hidup mereka.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, berapa nilai UP yang dibutuhkan oleh keluarga Andi? Untuk menghitung nilai UP, ada tiga hal yang perlu kita perhatikan. Dimulai dari hal yang paling penting yaitu berapa nilai hutang keluarga sekarang. Yang kedua adalah berapa biaya hidup keluarga. Dan yang ketiga adalah berapa besar dana yang dibutuhkan oleh anak untuk membiayai pendidikannya hingga bisa mandiri. Mari kita bahas satu per satu.

1. Total hutang keluarga.

Hutang diwariskan kepada keluarga yang ditinggalkan. Tentunya hal ini tidak diinginkan, apalagi untuk keluarga dengan satu sumber pendapatan seperti keluarga Andi pada contoh diatas. Bila terjadi sesuatu terhadap Andi, maka hutang diwariskan ke istrinya. Sedangkan istri dan anak yang ditinggalkan sudah tidak memiliki sumber pendapatan, untuk membiayai hidup saja sudah susah apalagi kalau ditambahkan dengan beban hutang.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk membeli asuransi yang UP-nya dapat mengcover seluruh hutang yang dimiliki oleh keluarga. Pada saat terjadi sesuatu kepada sumber pendapatan keluarga, pihak asuransi akan melunasi hutang keluarga sehingga keluarga yang ditinggalkan tidak terbebani oleh hutang.

2. Biaya hidup keluarga selama 5 tahun kedepan.

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, pada keluarga dengan satu sumber pendapatan, kehilangan kepala keluarga menyebabkan keluarga menjadi kehilangan satu-satunya sumber pendapatan yang dapat membiayai kehidupan keluarga.

Oleh karena itu, asuransi juga penting untuk membiayai kehidupan keluarga yang ditinggalkan. Biasanya perhitungan yang digunakan untuk perhitungan UP adalah biaya hidup keluarga selama 5 tahun.

3. Biaya pendidikan anak.

Cukup banyak anak yang putus sekolah karena orang tuanya meninggal. Kebanyakan alasannya adalah karena ketidakmampuan secara finansial untuk membayar iuran sekolah. Dan yang lebih menyedihkannya lagi, sang anak harus langsung terjun ke dunia kerja berbekal pendidikan terakhirnya saja.

Tentunya hal ini akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan sang anak untuk sekarang dan masa depannya. Tanpa dibekali dengan pendidikan yang cukup, biasanya pendapatan yang diterima oleh anak nilainya pas-pasan hanya untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Dalam hal karirnya juga akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan kenaikan pangkat.

Oleh karena itu, disini fungsinya asuransi untuk menjamin masa depan kehidupan anak. Nilai UP harus turut mengcover biaya pendidikan anak, setidaknya sampai tamat S1. Jadi pada saat terjadi sesuatu pada kepala keluarga, anak tetap masih bisa melanjutkan pendidikannya karena dibiayai oleh asuransi.
Perhitungan UP diatas adalah perhitungan teoritis. Alangkah bila nilai UP kita bisa menutupi ketiga hal diatas. Namun dalam kenyataannya, hasil perhitungan UP untuk menutupi seluruh kebutuhan keluarga adalah tinggi sekali sehingga biaya premi asuransi yang mesti kita bayar juga menjadi tinggi. Belum tentu kita sanggup untuk membayar premi asuransi yang bisa mengcover ketiga hal diatas.

Apabila kita tidak sanggup membayar premi asuransi yang dapat mengcover ketiga hal diatas, maka kita dapat memprioritaskan cover asuransi dimulai dari hal pertama. Yang paling penting UP asuransi harus dapat melunasi seluruh hutang kita terlebih dahulu, jadi keluarga yang ditinggalkan tidak terbebani oleh hutang. Setelah itu, kalau kita masih sanggup membayar premi lebih, barulah kita memikirkan hal kedua yaitu biaya hidup keluarga untuk lima tahun kedepannya. Dan bila kita masih diberkahi kesanggupan untuk membayar premi lebih besar lagi, alangkah baiknya bila UP asuransi mencukupi untuk membiayai pendidikan anak-anak kita hingga setidaknya bisa lulus pendidikan S1.


Kesempatan untuk Konsultasi Asuransi Gratis

Sampai saat ini, perusahaan asuransi terbaik dengan asset diatas 10 triliun adalah Prudential (versi Majalah Investor). Prudential menempati juara pertama asuransi jiwa bukan pada tahun ini saja, namun sudah dimulai sejak tahun 2003 berturut- turut selama 8 tahun. Berhubung kita akan membina hubungan jangka panjang dengan perusahaan asuransi, tentunya akan jauh lebih baik bila kita memilih perusahaan yang terbaik untuk menangani kebutuhan asuransi kita.

Produk yang paling populer yang ditawarkan oleh Prudential adalah produk unit-linked, dimana nasabah ditawarkan asuransi dan investasi dalam satu paket sehingga nasabah hanya perlu membayar premi selama sepuluh tahun pertama saja. Selanjutnya nasabah akan memiliki tabungan dalam jumlah besar sehingga dari bunga tabungan itu saja sudah mencukupi untuk membayarkan premi asuransi untuk tahun-tahun berikutnya. Produk ini bagus untuk nasabah yang kurang memiliki kebiasaan untuk menabung, karena produk ini memaksa nasabah untuk menabung dalam jumlah tetap setiap bulannya.

Bagi yang berdomisili di kota Jakarta, kebetulan saya memiliki kenalan agen Prudential yang bisa bertemu langsung dengan Anda untuk berkonsultasi mengenai kebutuhan asuransi dan investasi Anda. Agen ini akan memberikan penjelasan lebih detil mengenai produk, menganalisa kebutuhan finansial Anda, serta memberikan hasil analisa berupa nilai manfaat asuransi dan ilustrasi nilai investasi Anda. Konsultasi ini bersifat gratis, jadi Anda tidak perlu membayar untuk hasil analisanya. Anda juga tidak diharuskan membeli produk. Jadi ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk mempelajari produk asuransi yang sedang popular di pasar finansial Indonesia.

Apabila Anda berdomisili di Jakarta dan tertarik untuk berkonsultasi mengenai asuransi, maka Anda dapat menghubungi kami melalui menu Kontak atau Klik Disini dengan menuliskan topik Konsultasi Resiko Finansial dan memerikan informasi tambahan:
Nomor telepon yang bisa dihubungi
Umur Anda
Apakah Anda merokok atau tidak?
Pekerjaan Anda
Sudah berkeluarga atau belum? Jumlah anak?
Sekian pembahasan dari saya untuk hari ini. Semoga artikel ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.